Kamera pengintai

Jumat, 13 Februari 2015

RESENSI NOVEL: KUBAH






Resensi Novel

Judul Buku                  : Kubah                                  
Pengarang                   : Ahmad Tohari          
Penerbit                       : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit                : 2012
Jumlah Halaman          : 216  halaman, ukuran 20 cm


Kubah adalah karangan fiksi yang ditulis oleh Ahmad Tohari yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1995 oleh Gramedia Pustaka Utama. Novel ini mengangkat kisah yang berlatar saat terjadi kerusuhan tahun 1965. Dimana dalam novel ini Ahmad Tohari menyajikan kisah yang menarik yang dialami oleh seorang pemuda bernama Karman.
Karman adalah seorang pemuda yang lahir di Pegaten pada tahun 1955. Ia terlahir dari keluarga priayi karena ayahnya adalah seorang mantri. Namun, saat terjadi peperangan, hidup keluarganya berubah menjadi berantakan. Ia, ibu dan adik perempuannya hidup amat sederhana. Sampai suatu hari, Haji Bakir yang merupakan tetangga Karman memilih untuk mengasuhnya dan mempekerjakan Karman di keluarga mereka. Karman bahkan sudah dianggap seperti anggota keluarga sendiri oleh Haji Bakir.
Selama bersama keluarga Haji Bakir inilah, Karman juga mengenal Rifah yang merupakan putri dari Haji Bakir. Dari kecil Karman dan Rifah selalu bersama. Hingga mereka dewasa, Karman ternyata jatuh cinta dengan Rifah. Namun, suatu hari saat Karman hendak melamar Rifah, ternyata Rifah sudah lebih dahulu dilamar oleh orang lain dan Haji Bakir menyetujuinya.
Karena merasa kecewa, Karman akhirnya membenci keluarga Haji Bakir dan kesempatan ini digunakan oleh Triman dan Margo yang merupakan anggota dari komunis untuk mempengaruhi Karman agar menjadi pendukung mereka. Tanpa Karman sadari, ia telah terjebak oleh pengaruh Triman dan Margo. Hingga pada tahun 1965, saat terjadi penumpasan PKI, Karman juga ikut ditangkap walau sebelumnya bisa melarikan diri dan bersembunyi untuk beberapa waktu.
Dalam masa pengasingannya ini, Marni yang merupakan istri Karman memutuskan untuk menikah lagi. Marni merasa kesulitan menopang hidup dirinya dan kedua anak Karman. Hal ini membuat Karman yang masih berada di pengasingan merasa kehilangan semangat hidup dan ia hampir saja memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Dalam novel ini, pengarang dapat memaparkan cerita dengan kalimat yang menarik dan komunikatif. Pengarang berusaha menunjukkan sisi lain di balik peristiwa kerusuhan tahun 1965. Namun meskipun begitu, novel ini memiliki alur yang masih terkesan membingungkan.
Secara keseluruhan novel ini sangat bagus dan cocok dibaca oleh kalangan remaja dan dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar