Kamera pengintai

Selasa, 20 Januari 2015

ARTIKEL: LEMBAGA KELUARGA


 PENGARUH KELUARGA BAGI KEPRIBADIAN ANAK
Oleh: Ananda Debie Ikrar Jamen Putri

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali dikenal oleh anak. Faktor dasar pembentuk kepribadian anak adalah dari keluarga itu sendiri. Keadaan dalam keluarga sangat berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan pandangan hidup seorang anak. Terutama dalam hal mendidik anak. Apabila cara mendidik anak kurang tepat dapat berakibat fatal bagi kepribadian seorang anak.
Pribadi disiplin. Anak yang dididik dengan disiplin namun otoriter, akan menyebabkan dia merasa tertekan dan terpenjara. Bukannya menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab, justru ia akan tumbuh dengan kebencian dan menjadi brutal. Orang tua tak boleh memaksakan kehendak pada anaknya. Harus seperti ini, harus seperti itu padahal keinginan orang tua belum tentu sejalan dengan keinginan anak. Sebagai orang tua, hendaknya mendukung dan menyemangati apa yang menjadi tujuan anak selama apa yang ia tuju itu positif. Orang tua cukup percaya bahwa anaknya pasti akan melakukan yang terbaik untuk hidup mereka sendiri. Hal seperti inilah yang dapat memunculkan semangat anak untuk berusaha menjadi lebih baik karena ia sudah diberi kepercayaan oleh orang tuanya bahwa ia mampu.
Seperti mendaki sebuah gunung, biarkan anak mendaki sendiri dengan usahanya. Orang tua hanya perlu memberikan semangat dan percaya bahwa anaknya pasti berhasil sampai ke puncak. Meskipun hujan petir dan terik matahari terus mempersulit jalannya. Tak perlu berusaha memberikan tali tambang dan mengikat dengan paksa agar anak dapat segera menuju ke puncak, hal itu justru hanya akan menyakiti anak karena ia mendaki dengan terpaksa.
Pribadi yang percaya diri dan berani. Sikap overprotektif orang tua juga tak baik bagi perkembangan pribadi anak. Anak bukannya merasa terlindungi tapi justru merasa seperti dikekang. Sikap overprotektif orang tua juga menyebabkan anak tumbuh dengan mental yang lemah. Rasa keingintahuan yang kurang dapat menyebabkan anak takut mencoba dan tidak berkembang. Hal ini juga mempengaruhi rasa percaya diri anak. Orang tua hanya perlu mengawasi anak sewajarnya. Biasakan sikap terbuka pada diri anak agar pengawasan lebih mudah dilakukan. Biarkan anak melewati masa-masa pertumbuhan sesuai dengan nalurinya selama tak di luar batas-batas kewajaran. Orang tua seharusnya melakukan pendekatan dan pengarahan halus agar anak tak melewati batas-batas yang seharusnya jangan dilewati.
Pribadi yang jujur. Membentuk pribadi jujur pada diri anak sebenarnya dimulai dari hal-hal kecil. Kejujuran adalah nomor satu untuk meraih keberhasilan hidup. Orang tua secara nyata harus menerapkan kejujuran dalam mendidik anaknya. Jangan berkata bohong pada anak, hal itu secara tak langsung akan ditiru oleh anak. Biasakan menepati janji jika pernah berjanji pada anak. Jika kebiasaan orang tua yang tak menepati janji ini terus berlangsung, kepercayaan anak pada orang tuanya akan berkurang. Hal ini juga berdampak pada pribadi anak ketika dewasa. Ia tidak mudah untuk menumbuhkan kepercayaan pada orang lain, bahkan ia menganggap kebohongan dan tak menepati janji adalah hal biasa. Pandangan hidup seperti ini tentu meyulitkan karirnya karena ia akan sulit mendapat kepercayaan dari orang lain dan selalu mendapat kecurigaan dari orang sekitarnya.
Pribadi yang hemat. Hidup hemat merupakan pribadi yang mempunyai pengaruh besar bagi keberhasilan hidup anak. Pribadi yang hemat tentu dapat menyejahterakan kehidupan masyarakat bahkan dunia. Bayangkan saja jika setiap orang di dunia ini mempunyai kebiasaan hidup hemat, maka krisis ekonomi bisa dihindari. Namun hidup hemat juga tak hanya pada aspek ekonomi saja, bisa juga pada aspek lingkungan, seperti menghemat listrik dan air.
Membiasakan hidup hemat pada pribadi anak memang sangat perlu diterapkan. Hendaknya orang tua mengajarkan anaknya untuk menyisihkan uang saku agar ditabung. Orang tua juga perlu menyediakan tempat untuk menyimpan uang tersebut. Jika masih anak-anak orang tua hendaknya membelikan tempat menabung yang biasanya memiliki bentuk-bentuk lucu. Ketika anak sudah mulai besar, hendaknya orang tua memberikan kepercayaan pada anaknya untuk mengelola keungannya sendiri. Berikan rekening bank untuk anak, agar ia bisa menabung di bank dengan uangnya sendiri. Kalau perlu memberikan usaha sederhana agar anak dapat mengelola keuangan dari usaha sederhana tersebut. Namun, tentu saja hal tersebut tidak boleh sampai menganggu prestasi anak di sekolah.
Pribadi yang peduli dan cepat tanggap. Hal ini juga sangat penting untuk meraih keberhasilan hidup anak. Orang tua seharusnya membiasakan anak untuk dapat mengutarakan pendapatnya dalam keluarga. Orang tua juga tak boleh mengabaikan pendapat anaknya meski itu hal yang sepele. Jika orang tua tak mau mendengar pendapat anaknya, tentu saja anak tak akan memiliki wadah untuk mengutarakan idenya. Hal itu dapat menyebabkan anak merasa tak dihargai dan akhirnya ia memutuskan untuk diam saja. Karena menurutnya percuma mengatakan apapun, karena orang tuanya tak akan mau mendengarkan. Jika anggapan seperti itu sudah merasuk dalam pikiran anak, maka dimanapun ia berada ia akan merasa sama saja. Anak akan merasa apapun yang ia ucapkan dan lakukan percuma, maka ia memilih untuk diam dan tak peduli pada situasi sekitarnya.
Pribadi yang mandiri. Kasih sayang orang tua memang sangat dibutuhkan oleh anak. Tapi seharusnya orang tua perlu meninjau kembali bahwa kasih sayang yang berlebihan bahkan cenderung memanjakan anak akan berpengaruh buruk bagi pembentukan kepribadian anaknya. Anak yang terlalu dimanja, ia akan merasa seperti penguasa dan tak mau mengalah meski mengalah untuk hal yang lebih penting. Ia akan lebih egois karena segalanya ia dapatkan terutama kasih sayang orang tuanya. Hal yang lebih membahayakan lagi adalah anak tidak terbiasa untuk mandiri. Ia akan tergantung pada kedua orang tuanya.
Sebagai orang tua, memberikan kasih sayang harus sewajarnya saja. Latihlah anak untuk mandiri dari hal kecil sekalipun. Seperti kebiasaan menata tempat tidur sehabis bangun, mencuci piringnya sendiri sehabis makan, mencuci pakaiannya sendiri. Namun tentu saja sebelumnya orang tua sudah memberikan contoh kepada anak bagaimana melakukan itu semua. Jika anak terbiasa mandiri, maka ia tak akan merasa kesulitan untuk menjalani hidup yang keras.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor utama pribadi seseorang apakah itu baik atau buruk adalah dari didikan keluarganya. Maka dari itu, orang tua yang merupakan pendidik utama dalam hidup seorang anak harus benar-benar memperhatikan hal-hal yang baik untuk keberhasilan anaknya kelak. Keberhasilan seseorang juga tak lepas karena kepribadiannya sendiri. Karena hidup yang berhasil berawal dari pribadi yang baik.
Semoga tulisan saya bisa memberikan inspirasi kepada para pembaca yang ingin membuat artikel bertema serupa yaitu “Lembaga Keluargal.” Mohon maaf jika ada kesalahan atau kalimat yang kurang baik dalam artikel di atas. Mohon kritik dan sarannya. Jika ingin copas jangan lupa sertakan nama pengarang dan alamat blognya ya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar