You
Are
My
Star
Oleh: Ananda Debie Ikrar J.P.
Ketika
senyum itu terus membayangi hariku
Lalu apa yang harus kulakukan?
Kau sudah terlanjur membuatku jatuh cinta
Entah sampai kapan semua ini akan berhenti
Tapi aku berharap kau tak akan menghilangkanku dari ingatanmu
Lalu apa yang harus kulakukan?
Kau sudah terlanjur membuatku jatuh cinta
Entah sampai kapan semua ini akan berhenti
Tapi aku berharap kau tak akan menghilangkanku dari ingatanmu
Waktu itu adalah hari pertamaku menjadi murid baru di
School of Performing Arts (SOPA) Seoul. Sekolah seni favorit yang paling
terkenal di Korea Selatan. Aku bahkan tak menyangka jika aku bisa diterima di
sekolah yang paling aku impikan sejak masih SMP dulu. Aku berjalan memasuki
sekolah yang begitu mewah ini. Saat sedang berjalan melihat-lihat suasana
sekolah, tiba-tiba terdengar pengumuman.
"Selamat datang di School of Performing Arts
Seoul. Kami sangat bangga dengan kalian siswa-siswi baru SOPA. Kalian
diharapkan untuk berkumpul di Aula sekarang juga. Akan ada perkenalan dari
pihak sekolah untuk kalian. Terima kasih."
Setelah mendengar pengumuman itu, aku dan
murid-murid baru lainnya berbondong-bondong menuju aula. Selain perkenalan, di
sana juga ada penampilan dari kakak-kakak kelas. Aku sangat kagum dengan
bakat-bakat mereka. Aku kira sekarang ini, mereka sudah bisa jika menjadi
seorang Idol.
Saat acara di aula selesai, para siswa baru
segera berhamburan mencari informasi jurusan di papan pengumuman. Setelah
menemukannya, aku dan murid-murid lainnya segera membaca pengumuman tersebut.
Saat menemukan namaku, ternyata aku berada di kelas 10 jurusan performing arts, sesuai dengan jurusan
yang memang aku pilih. Ketika aku berbalik, aku terkejut karena ada seseorang
yang berdiri tepat di depanku. Ia terlihat fokus membaca pengumuman.
"Sehun,
Oh Sehun. Nah, ada." Ia langsung
mendongak ke atas untuk melihat jurusan yang ditempatinya.
"Ah, jurusan performing arts." Ucapnya sambil tersenyum bangga. Aku masih
terdiam di depannya. Dia lumayan tinggi, aku saja hanya setengah dari
lengannya. Saat dia menyadari bahwa ada aku, ia langsung menyapaku.
"Oh, maaf. Kau juga di jurusan performing arts?" Aku hanya
mengangguk. Entah kenapa tiba-tiba lidahku menjadi kelu.
"Kau tidak masuk kelas? Aku masuk duluan,
ya." Laki-laki itu menepuk pundakku pelan dan bergegas masuk kelas. Dia
keren sekali. Kulitnya yang putih bersih dan bibir kecilnya itu, sangat serasi
dengan postur tubuhnya yang menurutku atletis. Dia terlihat imut, tapi di sisi
lain ia terlihat sangat keren.
Aku memilih tempat duduk pada deret nomor satu
paling ujung sebelah kiri. Sedangkan laki-laki tadi yang bernama Sehun duduk di
belakangku pada deret nomor dua paling ujung sebelah kanan. Aku memperhatikan
ruang kelas, nyaman sekali. Di setiap meja kami bahkan terdapat sekat pembatas
antara meja satu dengan meja lainnya. Jika seperti ini, tentu akan sulit untuk
melirik jawaban teman saat ujian. Di kelas juga terdapat loker untuk masing-masing
siswa.
Saat guru datang memasuki kelas, beliau
memperkenalkan diri. Guru itu adalah wali kelas kami. Beliau kemudian
menceritakan banyak hal pada kami tentang SOPA. Mulai dari peraturan sekolah,
seragam sekolah, sistem pengajaran, visi dan misi sekolah, penghargaan yang pernah
diraih sekolah, dan lain-lain.
Karena sekolah ini bukan sekolah umum melainkan
sekolah Seni, tentu sistem pengajaran yang diberikan berbeda dari sekolah umum.
Selain mengajarkan mata pelajaran utama seperti Matematika, Bahasa Inggris, dan
Sastra Korea, sekolah ini juga mengajarkan teater, tarik suara, seni tari, dan
lain-lain. Namun, sekolah ini lebih memfokuskan siswanya pada jurusan mereka. SOPA
memiliki beberapa jurusan di antaranya yaitu Performing Arts, Broadcast,
Communication, Arts, dan Fine Arts. Di jurusanku sendiri,
yaitu performing arts, kami diajarkan
bagaimana cara melakukan penampilan live di atas panggung dan seni teknis musik
rekaman.
Selain itu, banyak juga kalangan dari boyband maupun
girlband yang lulusan sekolah ini atau bahkan masih menjadi siswa di sini. Ada
juga yang masih menjadi trainee
(calon artis yang akan debut) di sebuah agensi. Bukankah ini hebat, aku bisa
satu sekolah dengan artis-artis berbakat seperti mereka.
"Baiklah, karena guru sudah memperkenalkan diri
dan sekolah ini pada kalian. Sekarang giliran kalian yang harus memperkenalkan
diri." Satu per satu di antara teman sekelasku memperkenalkan dirinya.
Kebanyakan dari mereka ingin menjadi seorang artis
seperti menjadi penyanyi solo, aktor
atau aktris, dan girlband atau boyband. Sebagian kecil dari mereka ada yang
lebih memilih menjadi guru vokal atau koreografer dance. Bahkan ada beberapa yang sudah menjadi trainee di sebuah agensi. Sedangkan aku, aku juga ingin debut
menjadi girlband, namun di sisi lain aku ingin menjadi guru vokal. Ketika
perkenalan giliran Sehun, semua terkagum-kagum padanya.
"Namaku Oh Sehun, aku lahir di Seoul pada
tanggal 12 April 1994. Cita-citaku adalah menjadi penyanyi terkenal. Sekarang
ini aku sedang menjadi trainee di
salah satu agensi di Korea." Semua teman-temanku tampak kagum dan bertepuk
tangan, bahkan aku juga. Ternyata anak ini selain wajahnya yang rupawan,
bakatnya juga hebat.
***
Saat itu pelajaran seni musik, aku melihat ke arah
Sehun. Dia tampak serius memperhatikan papan tulis. Entah kenapa tiba-tiba aku
tersenyum melihat ekspresi seriusnya itu.
Setelah beberapa saat, Sehun tak sengaja menoleh ke arahku. Ia tersenyum
ramah dan sedikit mengangguk ke arahku. Aku langsung salah tingkah karena sudah
ketahuan memperhatikannya. Mau tak mau akhirnya aku membalas senyumannya walau
sedikit canggung.
Ketika istirahat, aku melihatnya tengah latihan dance di lantai atas sekolah. Ia tampak
begitu lelah, keringatnya saja sudah keluar begitu banyak. Bukankah dia
trainee, pasti lelah untuknya. Antara membagi waktu sekolah dan latihan. Aku
handak menghampirinya yang saat itu sedang istirahat. Ia tengah berbaring
dengan nafasnya yang terengah-engah. Meskipun seperti itu, tapi ku lihat senyum
di wajahnya. Aku berniat memberikan minuman yang baru aku beli tadi dari
kantin. Minuman ini masih dingin, lagi pula Sehun juga pasti sedang haus.
Saat aku berjalan menuju tempat Sehun. Aku melihat
seorang siswi sudah lebih dulu menghampirinya. Hal itu membuat langkahku
terhenti. Gadis itu duduk di samping Sehun yang sedang berbaring. Saat
mengetahui gadis tersebut, Sehun langsung bangun. Aku tak bisa melihat wajah
gadis itu karena dia membelakangiku. Sepertinya mereka sangat akrab. Gadis itu
memberikan minuman dingin untuk Sehun dan Sehun menerimanya dengan gembira
sambil mengucapkan terima kasih. Aku hanya tertunduk sambil melihat minuman
yang aku pegang. Kenapa tiba-tiba aku merasa ada yang aneh dengan perasaanku?
Entahlah, rasanya ada yang membuatku tak nyaman karena ini.
Hari ini Guru menyuruh kami berkelompok untuk
mengarang lirik lagu dengan tema cinta. Kata beliau di usia kami yang masih
berkembang ini, cinta adalah hal yang paling bisa kami ekspresikan dengan baik.
Kami dibagi menjadi tujuh kelompok, dimana masing-masing kelompok ada 5-6
orang. Aku mendapat kelompok 3 dan ternyata satu kelompok dengan Sehun. Di
kelompok 3 ada aku, Sehun, Daeun, Chanyoung, Minho, dan Sangmin. Kami segera
berkumpul menurut kelompok masing-masing. Aku saat itu mendapat tempat duduk di
samping Sehun.
"Kita harus mulai dari mana?" Sehun
berbicara untuk memulai diskusi kelompok.
"Aku paling tidak bisa jika masalah
cinta." Ucap Sehun polos. Teman-teman kelompok 3 hanya diam karena sedang
berpikir.
"Ah, Na Ra. Kau punya ide tentang lirik lagu
ini?" Tiba-tiba Sehun menoleh ke arahku sambil menunjukkan kertas kosong
yang nantinya akan dibuat untuk menulis lirik lagu kami.
"Hmm, tema cinta, ya. Bagaimana kalau tentang
cinta dalam diam?" Jawabku sambil memandang kertas kosong itu.
"Cinta dalam diam?" Sehun tampak mencerna ucapanku.
"Permisi, bisakah aku duduk di sini?"
Suara seseorang membuatku dan Sehun menoleh.
"Oh, Daeun. Kau sudah kembali." Aku
melihat Sehun tampak begitu gembira. Mau tak mau aku harus mengalah dan
bergeser tempat duduk karena memang tempat yang aku duduki adalah tempat duduk
Daeun. Aku memperhatikan mereka dari samping. Mereka tampak begitu akrab satu
sama lain. Dari tadi senyum di antara keduanya tak hilang-hilang. Aku tertunduk
lesu. Selama diskusi, aku sama sekali tak bersemangat. Hanya sedikit ide yang
aku kemukakan untuk pembuatan lirik lagu ini. Rasanya menyebalkan.
---o0o---
Ketika pelajaran dance,
aku sedang mencatat beberapa materi tentang teknik dance. Sepertinya dance
juga menyenangkan. Setelah ini guru sudah janji akan mengajak kami ke ruang
latihan dance. Semua murid langsung bersorak senang. Aku juga
ikut senang. Mungkin teman-teman juga seperti aku, merasa jenuh berada di kelas
terus.
"Tapi sebelum itu, kalian harus selesaikan dulu
catatan kalian." Ucap guru Kim.
"Yaaahh, huuu…" Semua murid langsung
mengeluh kesal. Aku hanya tertawa pelan melihat reaksi mereka. Saat itu aku
menoleh pada Sehun. Aku melihatnya tertidur dengan pulas. Pasti ia sangat lelah
di masa-masa traineenya ini. Aku segera menyelesaikan catatanku. Setelah ini aku
berniat meminjamkannya pada Sehun. Bukankah dia suka sekali dance, ia tak boleh
ketinggalan pelajaran ini bukan? Aku menulis sambil tersenyum. Kenapa aku jadi
perhatian seperti ini padanya? Apa mungkin aku...
Berapa
kalipun kau membuat hatiku resah
Tapi dirimu tetap mampu membuat semuanya kembali indah
Aku tak mengerti orang seperti apa dirimu
Tapi yang ku tahu...
Kau adalah orang yang membuatku jatuh cinta
Tapi dirimu tetap mampu membuat semuanya kembali indah
Aku tak mengerti orang seperti apa dirimu
Tapi yang ku tahu...
Kau adalah orang yang membuatku jatuh cinta
Setelah selesai mencatat, kami semua pergi ke ruang
dance. Bahkan sebelum keluar kelas, aku melihat Sehun. Dia masih saja tertidur ketika
para siswa mulai berhamburan keluar kelas. Aku berniat membangunkannya. Tapi ternyata
temanku yang lain lebih dulu menepuk pundak Sehun dan membangunkannya. Aku hanya
tersenyum dan kemudian berlalu pergi. Ketika sudah sampai di ruang dance, guru
mulai memberi instruksi.
"Baiklah, siapa yang ingin pertama maju?" Kami
berpandangan satu sama lain. Masih ragu-ragu untuk menjadi yang pertama menampilkan
dance. Tiba-tiba Sehun langsung maju dengan semangat.
"Aku." Semua siswa langsung bersorak
dan bertepuk tangan, bahkan aku juga. Musik berbunyi dan Sehun pun mulai
menari.
"Waahh…" Aku tersenyum kagum melihat betapa
kerennya Sehun. Setelah itu giliran Daeun yang menari. Ia juga sangat hebat seperti
penampilan Sehun. Akhirnya satu per satu dari kami memberanikan diri maju untuk
dance. Sehun dan
Daeun adalah murid yang paling jago dance di kelasku. Mereka juga sama-sama menjadi
trainee. Apa mungkin karena itu mereka jadi dekat?
Setelah pulang sekolah aku berniat memberikan catatanku
pada Sehun. Setelah teman-temanku pulang, aku segera menuju bangku Sehun. Ia sedang
merapikan bukunya dan hendak keluar.
"Sehun." Panggilku padanya. Dia menoleh ke
arahku.
"Ini buku catatan dance. Kurasa saat materi kau
belum mencatatnya bukan?" Aku mengulurkan buku itu pada Sehun.
"Oh, terima kasih." Ucapnya sambil menerima
buku itu.
"Sehun." Suara seseorang membuat kami menoleh.
"Oh, Hyung
(Panggilan kakak untuk laki-laki yang lebih muda kepada laki-laki yang lebih
tua). Kau kemari?" Ucap Sehun. Aku melihat
murid laki-laki sekolah ini sedang berdiri di depan pintu kelasku. Sepertinya
dia kakak kelas. Aku lihat papan namanya adalah Kim Jong In.
"Ayo, kita harus segera latihan." Ucapnya
pada Sehun.
"Baiklah, aku mengerti." Sebelum pergi, Sehun
mengatakan sesuatu padaku.
"Na Ra, aku pergi dulu. Kau tidak pulang?"
"Iya, aku juga mau pulang."
"Baiklah, hati-hati. Sampai jumpa besok di sekolah."
Sehun kemudian pergi bersama laki-laki itu. Aku memperhatikan mereka dari belakang.
Mereka saling bercanda dan tampak begitu akrab satu sama lain. Apa mereka menjadi
trainee di agensi yang sama?
"Siapa dia?" Tanya Kai sambil merangkul
pundak Sehun.
"Teman sekelasku."
"Hanya teman sekelas? Bukan orang yang
spesial?" Sehun hanya diam sambil tersenyum.
Satu tahun kemudian...
Hari
ini kabar gembira datang dari salah satu siswa SOPA. Siswa itu adalah Oh Sehun.
Berita ini sudah tersebar di seluruh sekolah. Ketika Sehun datang sekolah pagi
ini, semua teman-teman menyambutnya dengan gembira.
"Wah,
kau sudah benar-benar menjadi artis sekarang. Kau seorang Idol, Sehun." Ucap Minho sambil merangkul pundak Sehun. Sehun
tersenyum senang.
"Terima
kasih, ini juga berkat dukungan kalian teman-temanku." Ucapnya sambil berdiri
di depan kelas. Ketika Wali kelas kami datang, beliau mengucapkan selamat atas
debutnya Sehun. Semua teman-teman juga banyak yang memberinya hadiah. Bahkan
adik kelas pun juga banyak yang mendatangi Sehun dan memberinya hadiah. Ada juga
yang malah meminta foto dan tanda tangannya. Aku tersenyum melihatnya.
Sekarang Sehun sudah menjadi
anggota boyband yang bernama Exo di bawah naungan agensi SM entertainment. Bahkan
ia menjadi maknae di boyband itu. Maknae adalah anggota dengan umur paling
muda di sebuah grup boyband/girlband di Korea. Dalam Exo, posisi Sehun sendiri
adalah lead dancer, rapper, maknae dan sub-vokal.
Selain
Sehun, kakak kelas yang waktu itu aku lihat pernah menghampiri Sehun ketika kami masih di tingkat 1,
juga menjadi anggota boyband Exo.Ternyata kini mereka satu grup. Posisinya juga
sama seperti Sehun, lead dancer dan Rapper. Namun, nama panggung kakak kelas yang
bernama Kim Jong In itu adalah Kai. Sedang Sehun, nama panggungnya tetap Sehun.
Sebenarnya,
sudah sejak di tingkat 2
Sehun tergabung dalam boyband ini. Tapi saat itu mereka masih belum debut secara
resmi. Hanya sebatas teaser
dimana dalam teaser
tersebut diperkenalkan anggota Exo.
Sehun diperkenalkan sebagai
anggota Exo pada awal Januari, ketika itu kami berada di kelas 2 semester
akhir sedangkan Kim Jong In yang waktu itu menjadi kakak kelas kami,
diperkenalkan lebih dulu oleh agensi SM. Ia
saat itu berada di kelas 3 semester
akhir. Lalu baru sekarang ketika Sehun kelas 3 semester awal dan kakak kelas yang bernama
Kim Jong In itu sudah lulus, mereka debut secara resmi sebagai anggota dari
boyband Exo di bawah naungan SM entertainment.
Dulu
saat acara perpisahan kakak kelas, yaitu perpisahan angkatan Kim Jong In. Banyak
penggemar mereka yang datang melihat. Meskipun mereka belum debut secara resmi,
tapi mereka sudah memiliki banyak penggemar. Aku yang saat itu juga menghadiri
perpisahan kakak kelas, hanya bisa melihat Sehun
dari jauh. Sehun saat itu duduk dengan Kim Jong In.
Aku
memperhatikan sekitar. Di sana sini banyak para fans yang memotret mereka. Aku
melihat Sehun lagi, Apa setelah ini kau akan tetap menjadi Sehun yang aku kenal?
Atau kau akan berubah menjadi Sehun lain yang semakin jauh dari jangkauanku.
Setelah
pulang sekolah, aku ingin menemui Sehun. Malam kemarin, aku sudah menyiapkan
hadiah untuknya. Sebuah syal buatanku sendiri saat aku masih SMP dulu. Aku mencari
Sehun di kelas, tapi ia tidak ada. Aku mengira dia sudah pulang, tapi aku melihat
tasnya masih ada di kelas. Itu berarti Sehun masih berada di sekolah. Aku sudah
hafal kebiasaannya. Ia pasti sedang berada di lantai atas gedung sekolah. Tempat
itu adalah tempat favorit keduanya setelah ruang kelas. Aku segera berlari menuju
lift.
Sesampainya di lantai atas senyumku
perlahan pudar ketika aku melihat Sehun sedang memeluk seorang gadis. Aku memperhatikan
gadis itu, dia adalah Jung Daeun. Kemudian pandanganku beralih melihat kado yang
aku pegang. Apa sebaiknya aku batalkan saja rencanaku untuk memberikannya pada
Sehun? Aku berbalik dan berjalan gontai menuju kelas. Sesaat aku duduk dibangkuku
seorang diri. Di kelas sudah tidak ada siapa-siapa. Aku meletakkan kado itu di
mejaku sambil memandanginya.
---o0o---
Sehun
yang berada di lantai atas tengah berbaring santai di sana. Ia memejamkan mata
sambil menikmati hembusan angin. Kemudian datang seorang gadis yang duduk di
sampingnya.
"Selamat
atas debutmu, Sehun." Gadis itu mengulurkan tangannya pada Sehun. Sehun yang
tadinya tiduran langsung ikut duduk dan menjabat tangan sang gadis.
"Terima
kasih, Daeun."
"Aku
iri denganmu, kau sudah bisa debut sekarang," Daeun tampak menunduk. Sehun
memandang Daeun dengan sedih.
"Bertahanlah,
kau juga pasti akan debut sebentar lagi." Hibur Sehun.
"Akan
sampai kapan? Aku terkadang merasa lelah dan ingin berhenti." Daeun kini menangis
sesenggukan.
"Kau
pasti bisa, aku akan terus mendukungmu, Daeun. Aku dulu juga seperti dirimu, pernah
mengalami masa-masa sulit saat masih menjadi trainee. Tapi sekarang, aku sudah bisa debut bukan? Ayo semangat
Daeun. Kau pasti bisa. Bertahanlah sedikit lagi." Sehun kemudian memeluknya.
Ia berusaha menguatkan hati Daeun yang sempat goyah itu. Daeun mengangguk sambil
tersnyum walau air matanya masih mengalir.
"Terima
kasih Sehun. Kau memang sahabatku yang paling pengertian."
Ketika
Sehun kembali ke kelas untuk mengambil tasnya, ia melihat sebuah kado di atas
mejanya. Sehun mengambil kado tersebut dan memperhatikannya. Saat ia buka, ada
sebuah syal berwarna hijau dan kartu ucapan di dalamnya. Sehun membaca nama pengirim
hadiah tersebut.
"Jung
Na Ra." Ia tersenyum, lalu memakai syal itu di lehernya. Karena memang
cuaca di luar sangat dingin, syal ini benar-benar berguna untuknya.
---o0o---
Waktu
memang begitu cepat, tak terasa besok sudah hari kelulusan kami. Acara perpisahan
diisi dengan berbagai penampilan spektakuler murid-murid SOPA. Saat itu aku berusaha
mencari-cari tempat duduk Sehun. Saat aku melihatnya, aku hendak menghampiri
Sehun dan duduk di sampingnya. Tapi lagi-lagi aku terlambat, Daeun lebih dulu menghampiri
Sehun dan duduk di sampingnya. Akhirnya aku tetap duduk di belakang sambil melihat
mereka. Dari dulu sampai sekarang, aku selalu kalah cepat dari Daeun.
Menyebalkan.
"Waah,
Sehun." Aku mendengar teriakan para fans Sehun. Tak berapa lama setelah
itu, anggota Exo yang lain juga datang menghadiri acara perpisahan
Sehun. Kai yang juga kakak kelas kami, alumni SOPA yang lulus tahun kemarin juga
menghadiri acara ini. Banyak fans yang diam-diam memotret Sehun dan anggota Exo
lainnya. Tapi untuk kali ini, peran utamanya adalah Sehun.
Aku
hanya bisa melihat Sehun dari jauh. Ia lebih sering berbincang dengan Daeun.
Bahkan aku melihat Sehun membisikkan sesuatu pada Daeun. Jarak mereka begitu dekat
dan seolah-seolah terlihat seperti Sehun sedang bersandar pada bahu Daeun. Aku
melihat mereka tampak berbincang mengenai album foto yang dibawa oleh Sehun. Entah
apa yang mereka bicarakan, tapi keduanya tampak tersenyum senang. Aku menunduk
sedih. Apa sebenarnya mereka itu memliki hubungan yang istimewa?
Sehun
beserta murid SOPA lainnya yang sudah berhasil menjadi idol diberikan Special Achievements Awards dari pihak sekolah.
Penghargaan ini hanya ditujukan khusus untuk murid-murid SOPA yang sudah berhasil
menjadi Idol. Ketika nama Sehun dipanggil untuk naik ke atas panggung, semua
teman-teman yang duduk di dekatnya mendorong-dorong pundak Sehun dan
menyorakinya. Sehun terlihat tersenyum malu-malu. Aku bahkan yang tadinya
murung, ikut tersenyum ketika melihat ekspresi malu-malu dari Sehun.
Saat hendak turun dari panggung, kepala sekolah
menghentikan Sehun dan justru menyuruh semua anggota Exo untuk naik ke panggung. Hal
ini membuat sorak penonton semakin heboh. Banyak yang memberikan buket bunga
untuk Sehun, tapi aku tak berani memberikannya sendiri padanya. Aku hanya menitipkan
bungaku beserta kartu ucapannya bersama bunga-bunga lain dari murid-murid SOPA
yang merupakan penggemar Sehun.
"Wah,
banyak sekali bunga untuk Sehun." Ucap Baekhyun sambil memandangi
bunga-bunga tersebut. Sehun hanya melihat sekilas lalu mengangguk. Ia tampak
fokus memainkan ponselnya.
"Coba
kita lihat." Suho tampak mengambil sebuah buket bunga.
"Ada
kartu ucapannya juga." Ia membacakannya untuk Sehun.
"Sehun
temanku, jaga kesehatanmu dan tetaplah bersinar seperti bintang. Aku menyayangimu.
^^ Jung
Na Ra." Ketika mendengar nama Na Ra disebut, Sehun langsung menoleh dan merebut
kartu ucapan itu dari tangan Suho.
"Jung
Na Ra?" Sehun tersenyum sambil membaca kartu ucapan dari Na Ra. Ia kemudian
mengambil buket bunga pemberian Na Ra dan berjalan pergi menuju kemarnya.
"Ada
apa dengan anak itu?" Ucap Suho bingung. Luhan hanya melihat Suho yang kebingungan
dan kemudian beralih melihat Sehun yang berjalan menuju kamarnya. Luhan tersenyum.
Ia sepertinya tahu apa yang terjadi dengan teman dekatnya di Exo itu. Sehun sudah
seperti adiknya sendiri, jadi Luhan paham betul
kondisi Sehun saat ini. Ia kemudian mengikuti Sehun ke kamarnya.
"Apa
dia seseorang yang spesial?" Tanya Luhan pada Sehun. Sehun hanya tersenyum
sambil memandangi buket bunga pemberian Na Ra.
Mungkin perasaan itu tersembunyi…
Tapi senyum ini sudah cukup menunjukkan bahwa aku
menyukaimu
Tetaplah menjadi bintang di hatiku
Kau dan aku…
Kita adalah cinta dalam terangnya malam
Kau dan aku…
Kita adalah cinta yang berkilau di antara semua yang kusam
Kau dan aku…
Oh Sehun dan Jung Na Ra
SARANGHAE…
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar