Kamera pengintai

Selasa, 20 Januari 2015

CERPEN: YOU ARE MY STAR


You Are My Star
Oleh: Ananda Debie Ikrar J.P.

Ketika senyum itu terus membayangi hariku
Lalu apa yang harus kulakukan?
Kau sudah terlanjur membuatku jatuh cinta
Entah sampai kapan semua ini akan berhenti
Tapi aku berharap kau tak akan menghilangkanku dari ingatanmu

Waktu itu adalah hari pertamaku menjadi murid baru di School of Performing Arts (SOPA) Seoul. Sekolah seni favorit yang paling terkenal di Korea Selatan. Aku bahkan tak menyangka jika aku bisa diterima di sekolah yang paling aku impikan sejak masih SMP dulu. Aku berjalan memasuki sekolah yang begitu mewah ini. Saat sedang berjalan melihat-lihat suasana sekolah, tiba-tiba terdengar pengumuman.
"Selamat datang di School of Performing Arts Seoul. Kami sangat bangga dengan kalian siswa-siswi baru SOPA. Kalian diharapkan untuk berkumpul di Aula sekarang juga. Akan ada perkenalan dari pihak sekolah untuk kalian. Terima kasih."
Setelah mendengar pengumuman itu, aku dan murid-murid baru lainnya berbondong-bondong menuju aula. Selain perkenalan, di sana juga ada penampilan dari kakak-kakak kelas. Aku sangat kagum dengan bakat-bakat mereka. Aku kira sekarang ini, mereka sudah bisa jika menjadi seorang Idol.
 Saat acara di aula selesai, para siswa baru segera berhamburan mencari informasi jurusan di papan pengumuman. Setelah menemukannya, aku dan murid-murid lainnya segera membaca pengumuman tersebut. Saat menemukan namaku, ternyata aku berada di kelas 10 jurusan performing arts, sesuai dengan jurusan yang memang aku pilih. Ketika aku berbalik, aku terkejut karena ada seseorang yang berdiri tepat di depanku. Ia terlihat fokus membaca pengumuman.
"Sehun, Oh Sehun. Nah, ada."  Ia langsung mendongak ke atas untuk melihat jurusan yang ditempatinya.
"Ah, jurusan performing arts." Ucapnya sambil tersenyum bangga. Aku masih terdiam di depannya. Dia lumayan tinggi, aku saja hanya setengah dari lengannya. Saat dia menyadari bahwa ada aku, ia langsung menyapaku.
"Oh, maaf. Kau juga di jurusan performing arts?" Aku hanya mengangguk. Entah kenapa tiba-tiba lidahku menjadi kelu.
"Kau tidak masuk kelas? Aku masuk duluan, ya." Laki-laki itu menepuk pundakku pelan dan bergegas masuk kelas. Dia keren sekali. Kulitnya yang putih bersih dan bibir kecilnya itu, sangat serasi dengan postur tubuhnya yang menurutku atletis. Dia terlihat imut, tapi di sisi lain ia terlihat sangat keren.
Aku memilih tempat duduk pada deret nomor satu paling ujung sebelah kiri. Sedangkan laki-laki tadi yang bernama Sehun duduk di belakangku pada deret nomor dua paling ujung sebelah kanan. Aku memperhatikan ruang kelas, nyaman sekali. Di setiap meja kami bahkan terdapat sekat pembatas antara meja satu dengan meja lainnya. Jika seperti ini, tentu akan sulit untuk melirik jawaban teman saat ujian. Di kelas juga terdapat loker untuk masing-masing siswa.
Saat guru datang memasuki kelas, beliau memperkenalkan diri. Guru itu adalah wali kelas kami. Beliau kemudian menceritakan banyak hal pada kami tentang SOPA. Mulai dari peraturan sekolah, seragam sekolah, sistem pengajaran, visi dan misi sekolah, penghargaan yang pernah diraih sekolah, dan lain-lain.
Karena sekolah ini bukan sekolah umum melainkan sekolah Seni, tentu sistem pengajaran yang diberikan berbeda dari sekolah umum. Selain mengajarkan mata pelajaran utama seperti Matematika, Bahasa Inggris, dan Sastra Korea, sekolah ini juga mengajarkan teater, tarik suara, seni tari, dan lain-lain. Namun, sekolah ini lebih memfokuskan siswanya pada jurusan mereka. SOPA memiliki beberapa jurusan di antaranya yaitu Performing  Arts, Broadcast, Communication, Arts, dan Fine Arts. Di jurusanku sendiri, yaitu performing arts, kami diajarkan bagaimana cara melakukan penampilan live di atas panggung dan seni teknis musik rekaman.
Selain itu, banyak juga kalangan dari boyband maupun girlband yang lulusan sekolah ini atau bahkan masih menjadi siswa di sini. Ada juga yang masih menjadi trainee (calon artis yang akan debut) di sebuah agensi. Bukankah ini hebat, aku bisa satu sekolah dengan artis-artis berbakat seperti mereka.
"Baiklah, karena guru sudah memperkenalkan diri dan sekolah ini pada kalian. Sekarang giliran kalian yang harus memperkenalkan diri." Satu per satu di antara teman sekelasku memperkenalkan dirinya.
Kebanyakan dari mereka ingin menjadi seorang artis seperti menjadi penyanyi solo, aktor atau aktris, dan girlband atau boyband. Sebagian kecil dari mereka ada yang lebih memilih menjadi guru vokal atau koreografer dance. Bahkan ada beberapa yang sudah menjadi trainee di sebuah agensi. Sedangkan aku, aku juga ingin debut menjadi girlband, namun di sisi lain aku ingin menjadi guru vokal. Ketika perkenalan giliran Sehun, semua terkagum-kagum padanya.
"Namaku Oh Sehun, aku lahir di Seoul pada tanggal 12 April 1994. Cita-citaku adalah menjadi penyanyi terkenal. Sekarang ini aku sedang menjadi trainee di salah satu agensi di Korea." Semua teman-temanku tampak kagum dan bertepuk tangan, bahkan aku juga. Ternyata anak ini selain wajahnya yang rupawan, bakatnya juga hebat.
***
Saat itu pelajaran seni musik, aku melihat ke arah Sehun. Dia tampak serius memperhatikan papan tulis. Entah kenapa tiba-tiba aku tersenyum melihat ekspresi seriusnya itu. Setelah beberapa saat, Sehun tak sengaja menoleh ke arahku. Ia tersenyum ramah dan sedikit mengangguk ke arahku. Aku langsung salah tingkah karena sudah ketahuan memperhatikannya. Mau tak mau akhirnya aku membalas senyumannya walau sedikit canggung.
Ketika istirahat, aku melihatnya tengah latihan dance di lantai atas sekolah. Ia tampak begitu lelah, keringatnya saja sudah keluar begitu banyak. Bukankah dia trainee, pasti lelah untuknya. Antara membagi waktu sekolah dan latihan. Aku handak menghampirinya yang saat itu sedang istirahat. Ia tengah berbaring dengan nafasnya yang terengah-engah. Meskipun seperti itu, tapi ku lihat senyum di wajahnya. Aku berniat memberikan minuman yang baru aku beli tadi dari kantin. Minuman ini masih dingin, lagi pula Sehun juga pasti sedang haus.
Saat aku berjalan menuju tempat Sehun. Aku melihat seorang siswi sudah lebih dulu menghampirinya. Hal itu membuat langkahku terhenti. Gadis itu duduk di samping Sehun yang sedang berbaring. Saat mengetahui gadis tersebut, Sehun langsung bangun. Aku tak bisa melihat wajah gadis itu karena dia membelakangiku. Sepertinya mereka sangat akrab. Gadis itu memberikan minuman dingin untuk Sehun dan Sehun menerimanya dengan gembira sambil mengucapkan terima kasih. Aku hanya tertunduk sambil melihat minuman yang aku pegang. Kenapa tiba-tiba aku merasa ada yang aneh dengan perasaanku? Entahlah, rasanya ada yang membuatku tak nyaman karena ini.
Hari ini Guru menyuruh kami berkelompok untuk mengarang lirik lagu dengan tema cinta. Kata beliau di usia kami yang masih berkembang ini, cinta adalah hal yang paling bisa kami ekspresikan dengan baik. Kami dibagi menjadi tujuh kelompok, dimana masing-masing kelompok ada 5-6 orang. Aku mendapat kelompok 3 dan ternyata satu kelompok dengan Sehun. Di kelompok 3 ada aku, Sehun, Daeun, Chanyoung, Minho, dan Sangmin. Kami segera berkumpul menurut kelompok masing-masing. Aku saat itu mendapat tempat duduk di samping Sehun.
"Kita harus mulai dari mana?" Sehun berbicara untuk memulai diskusi kelompok.
"Aku paling tidak bisa jika masalah cinta." Ucap Sehun polos. Teman-teman kelompok 3 hanya diam karena sedang berpikir.
"Ah, Na Ra. Kau punya ide tentang lirik lagu ini?" Tiba-tiba Sehun menoleh ke arahku sambil menunjukkan kertas kosong yang nantinya akan dibuat untuk menulis lirik lagu kami.
"Hmm, tema cinta, ya. Bagaimana kalau tentang cinta dalam diam?" Jawabku sambil memandang kertas kosong itu.
"Cinta dalam diam?"  Sehun tampak mencerna ucapanku.
"Permisi, bisakah aku duduk di sini?" Suara seseorang membuatku dan Sehun menoleh.
"Oh, Daeun. Kau sudah kembali." Aku melihat Sehun tampak begitu gembira. Mau tak mau aku harus mengalah dan bergeser tempat duduk karena memang tempat yang aku duduki adalah tempat duduk Daeun. Aku memperhatikan mereka dari samping. Mereka tampak begitu akrab satu sama lain. Dari tadi senyum di antara keduanya tak hilang-hilang. Aku tertunduk lesu. Selama diskusi, aku sama sekali tak bersemangat. Hanya sedikit ide yang aku kemukakan untuk pembuatan lirik lagu ini. Rasanya menyebalkan.
---o0o---
Ketika pelajaran dance, aku sedang mencatat beberapa materi tentang teknik dance. Sepertinya dance juga menyenangkan. Setelah ini guru sudah janji akan mengajak kami ke ruang latihan dance.  Semua murid langsung bersorak senang. Aku juga ikut senang. Mungkin teman-teman juga seperti aku, merasa jenuh berada di kelas terus.
"Tapi sebelum itu, kalian harus selesaikan dulu catatan kalian." Ucap guru Kim.
"Yaaahh, huuu…" Semua murid langsung mengeluh kesal. Aku hanya tertawa pelan melihat reaksi mereka. Saat itu aku menoleh pada Sehun. Aku melihatnya tertidur dengan pulas. Pasti ia sangat lelah di masa-masa traineenya ini. Aku segera menyelesaikan catatanku. Setelah ini aku berniat meminjamkannya pada Sehun. Bukankah dia suka sekali dance, ia tak boleh ketinggalan pelajaran ini bukan? Aku menulis sambil tersenyum. Kenapa aku jadi perhatian seperti ini padanya? Apa mungkin aku...
Berapa kalipun kau membuat hatiku resah
Tapi dirimu tetap mampu membuat semuanya kembali indah
Aku tak mengerti orang seperti apa dirimu
Tapi yang ku tahu...
Kau adalah orang yang membuatku jatuh cinta
Setelah selesai mencatat, kami semua pergi ke ruang dance. Bahkan sebelum keluar kelas, aku melihat Sehun. Dia masih saja tertidur ketika para siswa mulai berhamburan keluar kelas. Aku berniat membangunkannya. Tapi ternyata temanku yang lain lebih dulu menepuk pundak Sehun dan membangunkannya. Aku hanya tersenyum dan kemudian berlalu pergi. Ketika sudah sampai di ruang dance, guru mulai memberi instruksi.
"Baiklah, siapa yang ingin pertama maju?" Kami berpandangan satu sama lain. Masih ragu-ragu untuk menjadi yang pertama menampilkan dance. Tiba-tiba Sehun langsung maju dengan semangat.
 "Aku." Semua siswa langsung bersorak dan bertepuk tangan, bahkan aku juga. Musik berbunyi dan Sehun pun mulai menari.
"Waahh…" Aku tersenyum kagum melihat betapa kerennya Sehun. Setelah itu giliran Daeun yang menari. Ia juga sangat hebat seperti penampilan Sehun. Akhirnya satu per satu dari kami memberanikan diri maju untuk dance. Sehun dan Daeun adalah murid yang paling jago dance di kelasku. Mereka juga sama-sama menjadi trainee. Apa mungkin karena itu mereka jadi dekat?
Setelah pulang sekolah aku berniat memberikan catatanku pada Sehun. Setelah teman-temanku pulang, aku segera menuju bangku Sehun. Ia sedang merapikan bukunya dan hendak keluar.
"Sehun." Panggilku padanya. Dia menoleh ke arahku.
"Ini buku catatan dance. Kurasa saat materi kau belum mencatatnya bukan?" Aku mengulurkan buku itu pada Sehun.
"Oh, terima kasih." Ucapnya sambil menerima buku itu.
"Sehun." Suara seseorang membuat kami menoleh.
"Oh, Hyung (Panggilan kakak untuk laki-laki yang lebih muda kepada laki-laki yang lebih tua). Kau kemari?" Ucap Sehun. Aku melihat murid laki-laki sekolah ini sedang berdiri di depan pintu kelasku. Sepertinya dia kakak kelas. Aku lihat papan namanya adalah Kim Jong In.
"Ayo, kita harus segera latihan." Ucapnya pada Sehun.
"Baiklah, aku mengerti." Sebelum pergi, Sehun mengatakan sesuatu padaku.
"Na Ra, aku pergi dulu. Kau tidak pulang?"
"Iya, aku juga mau pulang."
"Baiklah, hati-hati. Sampai jumpa besok di sekolah." Sehun kemudian pergi bersama laki-laki itu. Aku memperhatikan mereka dari belakang. Mereka saling bercanda dan tampak begitu akrab satu sama lain. Apa mereka menjadi trainee di agensi yang sama?
"Siapa dia?" Tanya Kai sambil merangkul pundak Sehun.
"Teman sekelasku."
"Hanya teman sekelas? Bukan orang yang spesial?" Sehun hanya diam sambil tersenyum.
Satu tahun kemudian...
Hari ini kabar gembira datang dari salah satu siswa SOPA. Siswa itu adalah Oh Sehun. Berita ini sudah tersebar di seluruh sekolah. Ketika Sehun datang sekolah pagi ini, semua teman-teman menyambutnya dengan gembira.
"Wah, kau sudah benar-benar menjadi artis sekarang. Kau seorang Idol, Sehun." Ucap Minho sambil merangkul pundak Sehun. Sehun tersenyum senang.
"Terima kasih, ini juga berkat dukungan kalian teman-temanku." Ucapnya sambil berdiri di depan kelas. Ketika Wali kelas kami datang, beliau mengucapkan selamat atas debutnya Sehun. Semua teman-teman juga banyak yang memberinya hadiah. Bahkan adik kelas pun juga banyak yang mendatangi Sehun dan memberinya hadiah. Ada juga yang malah meminta foto dan tanda tangannya. Aku tersenyum melihatnya.
 Sekarang Sehun sudah menjadi anggota boyband yang bernama Exo di bawah naungan agensi SM entertainment. Bahkan ia menjadi maknae di boyband itu. Maknae adalah anggota dengan umur paling muda di sebuah grup boyband/girlband di Korea. Dalam Exo, posisi Sehun sendiri adalah lead dancer, rapper, maknae dan sub-vokal.
Selain Sehun, kakak kelas yang waktu itu aku lihat pernah menghampiri Sehun ketika kami masih di tingkat 1, juga menjadi anggota boyband Exo.Ternyata kini mereka satu grup. Posisinya juga sama seperti Sehun, lead dancer dan Rapper. Namun, nama panggung kakak kelas yang bernama Kim Jong In itu adalah Kai. Sedang Sehun, nama panggungnya tetap Sehun.
Sebenarnya, sudah sejak di tingkat 2 Sehun tergabung dalam boyband ini. Tapi saat itu mereka masih belum debut secara resmi. Hanya sebatas teaser dimana dalam teaser tersebut diperkenalkan anggota Exo.
Sehun diperkenalkan sebagai anggota Exo pada awal Januari, ketika itu kami berada di kelas 2 semester akhir sedangkan Kim Jong In yang waktu itu menjadi kakak kelas kami, diperkenalkan lebih dulu oleh agensi SM. Ia saat itu berada di kelas 3 semester akhir. Lalu baru sekarang ketika Sehun kelas 3 semester awal dan kakak kelas yang bernama Kim Jong In itu sudah lulus, mereka debut secara resmi sebagai anggota dari boyband Exo di bawah naungan SM entertainment.
Dulu saat acara perpisahan kakak kelas, yaitu perpisahan angkatan Kim Jong In. Banyak penggemar mereka yang datang melihat. Meskipun mereka belum debut secara resmi, tapi mereka sudah memiliki banyak penggemar. Aku yang saat itu juga menghadiri perpisahan kakak kelas, hanya bisa melihat Sehun dari jauh. Sehun saat itu duduk dengan Kim Jong In.
Aku memperhatikan sekitar. Di sana sini banyak para fans yang memotret mereka. Aku melihat Sehun lagi, Apa setelah ini kau akan tetap menjadi Sehun yang aku kenal? Atau kau akan berubah menjadi Sehun lain yang semakin jauh dari jangkauanku.
Setelah pulang sekolah, aku ingin menemui Sehun. Malam kemarin, aku sudah menyiapkan hadiah untuknya. Sebuah syal buatanku sendiri saat aku masih SMP dulu. Aku mencari Sehun di kelas, tapi ia tidak ada. Aku mengira dia sudah pulang, tapi aku melihat tasnya masih ada di kelas. Itu berarti Sehun masih berada di sekolah. Aku sudah hafal kebiasaannya. Ia pasti sedang berada di lantai atas gedung sekolah. Tempat itu adalah tempat favorit keduanya setelah ruang kelas. Aku segera berlari menuju lift.
 Sesampainya di lantai atas senyumku perlahan pudar ketika aku melihat Sehun sedang memeluk seorang gadis. Aku memperhatikan gadis itu, dia adalah Jung Daeun. Kemudian pandanganku beralih melihat kado yang aku pegang. Apa sebaiknya aku batalkan saja rencanaku untuk memberikannya pada Sehun? Aku berbalik dan berjalan gontai menuju kelas. Sesaat aku duduk dibangkuku seorang diri. Di kelas sudah tidak ada siapa-siapa. Aku meletakkan kado itu di mejaku sambil memandanginya.
---o0o---
Sehun yang berada di lantai atas tengah berbaring santai di sana. Ia memejamkan mata sambil menikmati hembusan angin. Kemudian datang seorang gadis yang duduk di sampingnya.
"Selamat atas debutmu, Sehun." Gadis itu mengulurkan tangannya pada Sehun. Sehun yang tadinya tiduran langsung ikut duduk dan menjabat tangan sang gadis.
"Terima kasih, Daeun."
"Aku iri denganmu, kau sudah bisa debut sekarang," Daeun tampak menunduk. Sehun memandang Daeun dengan sedih.
"Bertahanlah, kau juga pasti akan debut sebentar lagi." Hibur Sehun.
"Akan sampai kapan? Aku terkadang merasa lelah dan ingin berhenti." Daeun kini menangis sesenggukan.
"Kau pasti bisa, aku akan terus mendukungmu, Daeun. Aku dulu juga seperti dirimu, pernah mengalami masa-masa sulit saat masih menjadi trainee. Tapi sekarang, aku sudah bisa debut bukan? Ayo semangat Daeun. Kau pasti bisa. Bertahanlah sedikit lagi." Sehun kemudian memeluknya. Ia berusaha menguatkan hati Daeun yang sempat goyah itu. Daeun mengangguk sambil tersnyum walau air matanya masih mengalir.
"Terima kasih Sehun. Kau memang sahabatku yang paling pengertian."
Ketika Sehun kembali ke kelas untuk mengambil tasnya, ia melihat sebuah kado di atas mejanya. Sehun mengambil kado tersebut dan memperhatikannya. Saat ia buka, ada sebuah syal berwarna hijau dan kartu ucapan di dalamnya. Sehun membaca nama pengirim hadiah tersebut.
"Jung Na Ra." Ia tersenyum, lalu memakai syal itu di lehernya. Karena memang cuaca di luar sangat dingin, syal ini benar-benar berguna untuknya.
---o0o---
Waktu memang begitu cepat, tak terasa besok sudah hari kelulusan kami. Acara perpisahan diisi dengan berbagai penampilan spektakuler murid-murid SOPA. Saat itu aku berusaha mencari-cari tempat duduk Sehun. Saat aku melihatnya, aku hendak menghampiri Sehun dan duduk di sampingnya. Tapi lagi-lagi aku terlambat, Daeun lebih dulu menghampiri Sehun dan duduk di sampingnya. Akhirnya aku tetap duduk di belakang sambil melihat mereka. Dari dulu sampai sekarang, aku selalu kalah cepat dari Daeun. Menyebalkan.
"Waah, Sehun." Aku mendengar teriakan para fans Sehun. Tak berapa lama setelah itu, anggota Exo yang lain juga datang menghadiri acara perpisahan Sehun. Kai yang juga kakak kelas kami, alumni SOPA yang lulus tahun kemarin juga menghadiri acara ini. Banyak fans yang diam-diam memotret Sehun dan anggota Exo lainnya. Tapi untuk kali ini, peran utamanya adalah Sehun.
Aku hanya bisa melihat Sehun dari jauh. Ia lebih sering berbincang dengan Daeun. Bahkan aku melihat Sehun membisikkan sesuatu pada Daeun. Jarak mereka begitu dekat dan seolah-seolah terlihat seperti Sehun sedang bersandar pada bahu Daeun. Aku melihat mereka tampak berbincang mengenai album foto yang dibawa oleh Sehun. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi keduanya tampak tersenyum senang. Aku menunduk sedih. Apa sebenarnya mereka itu memliki hubungan yang istimewa?
Sehun beserta murid SOPA lainnya yang sudah berhasil menjadi idol diberikan Special Achievements Awards dari pihak sekolah. Penghargaan ini hanya ditujukan khusus untuk murid-murid SOPA yang sudah berhasil menjadi Idol. Ketika nama Sehun dipanggil untuk naik ke atas panggung, semua teman-teman yang duduk di dekatnya mendorong-dorong pundak Sehun dan menyorakinya. Sehun terlihat tersenyum malu-malu. Aku bahkan yang tadinya murung, ikut tersenyum ketika melihat ekspresi malu-malu dari Sehun.
Saat hendak turun dari panggung, kepala sekolah menghentikan Sehun dan justru menyuruh semua anggota Exo untuk naik ke panggung. Hal ini membuat sorak penonton semakin heboh. Banyak yang memberikan buket bunga untuk Sehun, tapi aku tak berani memberikannya sendiri padanya. Aku hanya menitipkan bungaku beserta kartu ucapannya bersama bunga-bunga lain dari murid-murid SOPA yang merupakan penggemar Sehun.
"Wah, banyak sekali bunga untuk Sehun." Ucap Baekhyun sambil memandangi bunga-bunga tersebut. Sehun hanya melihat sekilas lalu mengangguk. Ia tampak fokus memainkan ponselnya.
"Coba kita lihat." Suho tampak mengambil sebuah buket bunga.
"Ada kartu ucapannya juga." Ia membacakannya untuk Sehun.
"Sehun temanku, jaga kesehatanmu dan tetaplah bersinar seperti bintang. Aku menyayangimu. ^^ Jung Na Ra." Ketika mendengar nama Na Ra disebut, Sehun langsung menoleh dan merebut kartu ucapan itu dari tangan Suho.
"Jung Na Ra?" Sehun tersenyum sambil membaca kartu ucapan dari Na Ra. Ia kemudian mengambil buket bunga pemberian Na Ra dan berjalan pergi menuju kemarnya.
"Ada apa dengan anak itu?" Ucap Suho bingung. Luhan hanya melihat Suho yang kebingungan dan kemudian beralih melihat Sehun yang berjalan menuju kamarnya. Luhan tersenyum. Ia sepertinya tahu apa yang terjadi dengan teman dekatnya di Exo itu. Sehun sudah seperti adiknya sendiri, jadi Luhan paham betul kondisi Sehun saat ini. Ia kemudian mengikuti Sehun ke kamarnya.
"Apa dia seseorang yang spesial?" Tanya Luhan pada Sehun. Sehun hanya tersenyum sambil memandangi buket bunga pemberian Na Ra.
Mungkin perasaan itu tersembunyi…
Tapi senyum ini sudah cukup menunjukkan bahwa aku menyukaimu
Tetaplah menjadi bintang di hatiku
Kau dan aku…
Kita adalah cinta dalam terangnya malam
Kau dan aku…
Kita adalah cinta yang berkilau di antara semua yang kusam
Kau dan aku…
Oh Sehun dan Jung Na Ra
SARANGHAE…

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar