Kamera pengintai

Selasa, 20 Januari 2015

RESENSI NOVEL: BUNGA CANTIK DI BALIK SALJU


Ketegaran Bagaikan Dendelion

Judul               : Bunga Cantik di Balik Salju
Penulis             : Titik Andarwati
Penerbit           : Diva Press
Cetakan           : Mei 2011
Tebal               : 458 halaman

“Dandelion adalah bunga liar yang kuat. Bahkan saat tumbuhan lainnya mati, dandelion bisa hidup di mana saja asalkan ada sinar matahari. Di sela-sela batu, di dekat rel kereta api, ataupun retakan-retakan trotoar ia bisa hidup. Dan aku pun ingin seperti itu. Hidup bersama dandelion.”
            Kalimat di atas adalah salah satu cuplikan novel “Bunga Cantik di Balik Salju.” Novel inspiratif karya Titik Andarwati ini adalah novel yang mengajarkan pada pembaca tentang kemandirian dan ketegaran hidup. Novel ini menceritakan kisah seorang wanita muda bernama Maulana Andara Restu atau biasa dipanggil Lana yang memiliki seorang anak laki-laki bernama Denniz. Walaupun sebenarnya Denniz bukanlah anak kandungnya.
            Di usia 19 tahun, Lana memutuskan untuk merawat Denniz, putra dari sahabatnya yang bernama Emi. Emi sendiri meninggal setelah melahirkan Denniz. Sedangkan ayah Denniz, Brian, tidak mau bertanggung jawab dan justru menghilang dari kehidupan Emi. Ketika Lana memutuskan untuk merawat Denniz, terjadi pertentangan dari keluarga Lana. Namun, setelah berjalannya waktu, eluarga Lana bisa menerima kehadiran Denniz dan justru sangat menyayanginya.
            Pada usia 25 tahun, Lana memutuskan untuk hidup mandiri bersama Denniz. Lana membeli runah dengan hasil kerja kerasnya sendiri dari pekerjaannya sebagai staf pengajar di lembaga pendidikan asing. Di lembaga pendidikan asing inilah Lana bertemu dengan orang-orang yang memberi warna di kehidupannya. Fany, Megan, Dhyas, Rindra, Ruben adalah sahabat-sahabatnya yang Lana temui ketika bekerja di tempat itu. Bahkan salah seorang rekan kerjanya, bernama Yudha ternyata jatuh cinta pada Lana.
            Karena sibuk dengan kesenangannya merawat Denniz, membuat Lana lupa akan kesenangan pribadinya. Di usianya saat ini, sudah seharusnya Lana memiirkan pendamping hidupnya. Laki-laki yang bisa mnejadi suami yang baik dan figure seorang ayah untuk Denniz. Sampai pada ahirnya, Dhimas Mahesa Radyatama atau biasa dipanggil Dhimas memasuki kehidupan Lana. Setelah melewati berbagai macam rintangan, akhirnya Lana dan Dhimas menikah.
             Novel ini adalah novel inspiratif di mana di dalamnya mengajarkan pembaca tentang kemandirian dan ketegaran dalam menghadapi rintangan hidup. Dengan bahasa yang sangta mudah dipahami, seolah-olah membuat pembaca seperti mengalami sendiri kejadian dalam novel tersebut. Namun halaman novel ini masih tergolong tebal, sehingga terkadang membuat pembaca malas untuk membacanya.
Secara keseluruhan novel ini sangat menarik dan memberikan banyak inspirasi. Novel ini pantas dibaca untuk siapa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar