Beberapa Kebiasaan yang Dapat Melatih Kepengarangan
Seseorang
Predikat penulis hebat
tidak bisa secara instan didapatkan. Butuh ketlatenan dan kerja keras untuk
bisa mewujudkannya. Selain tenaga, pemikiran dan waktu yang perlu dimanfaatkan,
beberapa kebiasaan sederhana juga dapat secara tidak langsung mempengaruhi
kemampuan menulis seseorang. Berikut beberapa kebiasaan sederhana yang bisa
kamu lakukan agar bisa menulis dengan baik.
1. Membaca Karya Sastra
Sering-seringlah
membaca karya sastra dari penulis yang berkualitas. Hal ini secara tidak
langsung akan melatih pikiran kita untuk mengolah bahasa dalam karangan kita.
Selain itu, kita juga mendapat kosakata baru, gaya penulisan, dan gaya bahasa
yang bisa kita pakai dalam penulisan kita sendiri.
2. Menulis
Cerita Singkat
Latihlah
kebiasaan menulis sebuah cerita singkat. Cerita singkat di sini bisa pengalaman
pribadi atau hanya sekedar cerita yang ingin kamu buat. Hanya beberapa baris
saja, tapi setiap hari. Dalam cerita singkat ini, kamu bisa menulis seolah-olah
cerita singkat itu adalah kutipan sebuah karangan dalam cerpen ataupun novel. Bahkan jika perlu, kamu bisa menambahkan
judul dari cerita singkat itu. Hal ini secara tidak langsung bisa memotivasi
kamu untuk meneruskannya menjadi sebuah karangan. Misalnya seperti ini:
Kukira hanya khayalanku saja ketika
orang aneh itu datang. Dia tiba-tiba mengatakan hal konyol yang membuatku
terlihat seperti orang gila. Dia mengatakan namanya adalah Dylan Choi. Bukan
hal itu yang membuatku terkejut, tapi karena dalam perkenalannya itu, dia mengatakan
bahwa dia adalah Pangeran khayalan yang selama ini telah aku impikan.
---My
Shadow Prince---
3. Mendeskripsikan
Sesuatu
Cobalah
perhatikan
sekitarmu. Lalu setelah itu kamu tulis apa yang telah kamu lihat dengan
bahasamu sendiri. Semakin banyak yang kamu deskripsikan dari sesuatu yang kamu lihat, maka karangan
yang telah kamu buat seolah-olah pembaca ikut melihat sendiri apa yang kamu
tulis. Cara seperti ini
juga bisa melatih kepenulisan kamu dalam hal mendeskripsikan sesuatu. Kalimat
yang terangkai seolah-olah sang pembaca juga mengalami keadaan yang kita
gambarkan melalui kata-kata dari bahasa yang kita tuangkan. Misalnya seperti
ini:
Rumah
bercat hijau pupus itu adalah rumah Nenek dimana kenangan masa kecil ibu
tertinggal di sana. Beliau berdiri lama memandangi rumah yang sudah 40 tahun ia
tempati dan sudah hampir 5 tahun ia tinggalkan. Ada beberapa pot yang terletak
di depan beranda rumah. Semuanya berisi bunga mawar yang harumnya semerbak. Ada
pohon mangga yang kelihatan sudah sangat tua berdiri menjulang di depan halaman
rumah nenek. Di sampingnya ada pohon coklat yang sudah hampir habis daunnya
karena tak pernah dirawat. Ah, rumah ini. Aku bahkan melihat ibu mengusap air
matanya. Ia mungkin teringat nenek.
---1000
Harapan Untuk Bunda----
4.
Menulis
karya sastra dengan berbagai genre
Cobalah menulis karangan dengan berbagai jenis genre
dan tema. Tak hanya tema atau genre yang monoton, itu-itu saja. Kepengarangan
seseorang tak akan bisa berkembag dengan baik jika ia hanya bergerumul pada
satu tema itu saja. Misalkan saja seseorang yang suka mengarang hanya dengan
genre romance atau tema percintaan remaja, itu akan menghambat imajinasinya
dalam menciptakan karangan yang berbeda jauh temanya. Misalnya seperti bertema
pendidikan.
5.
Tulis
Kata-Kata Mutiara
Kata-kata mutiara kadang bisa muncul jika kita
mengalami sesuatu hal yang menarik dan patut diteladani. Tentu saja selama kita
hidup kita pasti mengalami kejadian yang menarik yang dapat diambil sebuah
pelajaran. Selain kejadian yang kita alami, kita juga bisa menuliskan sesuatu
yang kita lihat dan kita dengar. Bisa jadi pengalaman orang lain yang menarik.
Cobalah tulis pengalaman menarik itu lewat kalimat yang indah. Tidak perlu
seperti bahasa puisi, hanya perlu terkesan bijaksana. Kegiatan seperti ini
dapat melatih kita dalam memilih bahasa yang lebih tertata saat mengarang. Misalnya
saja seperti ini:
Tak
perlu menginginkan apa yang dimiliki orang lain hingga menjadikan sebuah
prasangka kekalahan. Benahi saja apa yang kita punya agar menjadi kelebihan
yang orang lain tak punya.
---Aira
Nugrahayu---
6.
Sering
Mendengarkan lagu
Sebuah lagu terkadang banyak memberikan inspirasi
dalam mengarang suatu karya sastra. Lagu yang kita dengar bisa kita olah dengan
bahasa kita sendiri dan kita rangkai agar menjadi sebuah cerita yang pada
dasarnya memiliki inti cerita sama seperti lagu yang kita dengar. Kita hanya
perlu menambahkan “bumbu-bumbu” untuk membuat cerita yang kita karang menjadi
lebih khusus dari lagunya. Tak perlu muluk-muluk. Cukup dengan bahasa sederhana
yang mudah dipahami oleh pembaca.
Mohon maaf jika banyak kekurangan dalam tulisan saya.
Saya sendiri juga masih belajar dalam hal kepengarangan. Tapi saya ingin
membagi beberapa tips yang menurut saya bisa melatih kepengarangan seseorang.
Semoga tulisan saya bisa bermanfaat bagi kalian yang ingin mengembangkan
kemampuan kepengarangan kalian. Selamat mencoba :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar